Jalan-Jalan Kebahagiaan Menurut Sabda Bahagia (Mat. 5:3-12)
Abstract
Orang zaman modern sering melukiskan kebahagiaan sebagai rasa
tentram di hati karena apa yang didambakannya dapat terwujud. Maka
mereka yang hidupnya serba sukses secara kasat mata, seperti orang yang
kaya, berkuasa, populer, dan sehat-walafiat, dianggap sebagai orang yang
bahagia,1 minimal dilihat lebih beruntung daripada mereka yang hidupnya
serba pas-pasan, tidak punya pengaruh, hanya orang kebanyakan, atau yang
sakit-sakitan. Menjadi pertanyaan memang, apakah mereka yang sukses
secara kasat mata itu sudah pasti bahagia dan sebaliknya apakah mereka
yang kurang beruntung itu tidak dapat mengalami kebahagiaan?