Israel Bercerita Tentang Masa Lampaunya
Abstract
Tema hari studi ini ialah tentang Gereja Katolik Indonesia, masa lalu, sekarang dan masa depan. Kita mau menengok ke masa lampau, merenungkan yang sekarang ini dan mau menatap ke depan. Tiga dimensi waktu ini merupakan hal yang tidak terpisahkan satu sama lain dan memang demikian. Hidup manusia itu punya masa lalu sebagai akarnya, masa sekarang sebagai waktu yang sedang dihayati dan masa depan sebagai arah.
Tema ini menarik dan saya mau mendekatinya dari sudut Perjanjian Lama. Perjanjian Lama sendiri mempunyai ciri-ciri seperti itu yakni menengok ke masa lampau, merefleksikan kehidupan yang sekarang ini dan menatap ke masa depan. Itulah pembagian pokok dari Perjanjian Lama yang terdiri atas Pentateukh dan Kitab-Kitab Sejarah (lampau), Kitab-kitab Kebijaksanaan dan Nyanyian (sekarang) dan Kitab-kitab Para Nabi (masa depan).
Perjanjian Lama adalah bagian yang hakiki dari Kitab Suci kita. Teologi tentang Gereja Katolik Indonesia (lampau, sekarang dan masa depan) tidak dapat mengabaikan Perjanjian Lama sebagai sumber ilhamnya, karena Perjanjian Lama selalu digunakan Gereja dalam Liturginya. Perjanjian Lama harus menjadi jiwa dari teologi. Persoalannya ialah apakah Perjanjian Lama dapat menolong kita untuk merefleksikan tema ini dan melihatnya dengan lebih jelas?
Bagaimana kita harus kembali ke masa lalu Gereja Katolik Indonesia sebagai orang beriman? Apakah Perjanjian Lama dapat menjadi ilham bagi kita untuk berteologi? Menurut 2 Tim 3:16, “Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”. Marilah sekarang kita melihat apa yang dilihat Israel dari masa lalunya, mengapa dan bagaimana dia melihatnya.
