Antara Keberadaan dan Pencitraan: Filsafat Eksistensialisme, Media Sosial, dan Krisis Identitas Kaum Muda

Authors

  • Alexander Keno Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana
  • Afirinus Hardin Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana
  • Yohanes Dediyanto Bagus Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana
  • Windobrodus Meak Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana

Keywords:

Kaum Muda, krisis, digital, eksistensi, media sosial

Abstract

Fokus tulisan ini adalah menganalisis krisis identitas kaum muda di era media sosial melalui pendekatan filsafat eksistensialisme. Pencitraan digital yang masif telah menggeser makna keberadaan menjadi performa visual demi validasi sosial, sehingga memicu kecemasan dan ketidakaslian dalam pembentukan identitas diri. Tujuan penulisan ini adalah menguraikan relevansi pemikiran eksistensialis khususnya Jean-Paul Sartre, Søren Kierkegaard, dan Albert Camus dalam memahami fenomena tersebut. Metodologi yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan pendekatan kualitatif-deskriptif, menggabungkan sumber filsafat dan kajian kontemporer tentang media sosial. Sartre menyoroti kebebasan dan tanggung jawab atas pilihan hidup; Kierkegaard menekankan pentingnya menghadapi kecemasan sebagai jalan menuju keotentikan; sementara Camus melihat absurditas sebagai panggilan untuk menciptakan makna secara sadar. Temuan utama menunjukkan bahwa media sosial dapat menjadi sumber alienasi diri ketika individu lebih fokus pada pencitraan dibanding eksistensi otentik. Tulisan ini mengajak kaum muda untuk merefleksikan kembali makna keberadaan dan menjalani hidup secara sadar, bebas, dan bertanggung jawab.

Downloads

Published

2025-10-24

Issue

Section

Articles