Mindless Scrolling dalam Perspektif Filsafat Sartre sebagai Wujud Bad Faith
DOI:
https://doi.org/10.35312/serifilsafat.v35i34.271Keywords:
mindless scrolling, bad faith, eksistensialisme, kebebasan, media sosialAbstract
Fenomena mindless scrolling atau kebiasaan menggulir media sosial secara pasif tanpa tujuan menjadi ciri khas kehidupan digital masa kini. Kebiasaan ini bukan hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga mencerminkan persoalan eksistensial yang lebih dalam. Artikel ini menganalisis mindless scrolling sebagai bentuk bad faith dalam perspektif filsafat eksistensialis Jean-Paul Sartre. Sartre memandang bad faith sebagai penipuan diri, yaitu tindakan individu yang menyangkal kebebasannya dengan menyalahkan kekuatan eksternal atau larut dalam peran sosial. Dalam konteks digital, mindless scrolling dipahami sebagai mekanisme pelarian dari kecemasan eksistensial dan tanggung jawab untuk hidup secara otentik. Meskipun teknologi berperan dalam membentuk kebiasaan ini, Sartre menekankan bahwa manusia tetap memiliki kebebasan untuk memilih dan bertindak. Dengan demikian, kebiasaan ini tidak semata-mata disebabkan oleh desain algoritmik, tetapi juga oleh kecenderungan manusia untuk menghindari refleksi diri. Kajian ini menunjukkan bahwa untuk keluar dari bad faith digital, dibutuhkan kesadaran akan kebebasan eksistensial dan keberanian untuk mengambil tanggung jawab atas waktu dan perhatian. Refleksi filosofis ini diharapkan memperkaya pendekatan terhadap literasi digital dan etika penggunaan teknologi.
