Manusia dalam Pemanfaatan AI Generative Menurut Filsafat Eksistensialisme Heidegger
DOI:
https://doi.org/10.35312/serifilsafat.v35i34.275Keywords:
Heidegger, Das Sein, AI generatif, eksistensialisme, teknologiAbstract
Penelitian ini mengkaji relevansi konsep Das Sein dalam pemikiran Martin Heidegger untuk memahami eksistensi manusia di era AI generatif. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah bagaimana Das Sein dapat digunakan untuk menafsirkan keberadaan manusia dalam interaksi dengan teknologi AI generatif, sejauh mana teknologi ini memengaruhi keterlemparan (Geworfenheit) manusia, serta apakah AI generatif menjadi ancaman atau justru memperluas dimensi eksistensial manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan perspektif filosofis terhadap hubungan manusia dan teknologi dalam era digital yang semakin kompleks. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan filosofis-hermeneutis. Analisis dilakukan terhadap konsep Das Sein dalam pemikiran Heidegger, dengan menelaah relevansinya dalam konteks pemanfaatan AI generatif. Studi ini bersifat eksploratif dan interpretatif terhadap teks-teks utama Heidegger, serta refleksi atas penerapannya dalam perkembangan teknologi saat ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa AI generatif dapat menjadi medium bagi manusia dalam mengungkapkan eksistensinya, tetapi juga berpotensi mengarah pada keterasingan jika manusia kehilangan kesadaran eksistensialnya. Oleh karena itu, pemahaman baru tentang hubungan manusia dan teknologi perlu dirumuskan dengan menekankan kesadaran akan keberadaan yang autentik agar AI generatif tidak hanya menjadi alat, tetapi juga ruang bagi manusia untuk memperdalam makna keberadaannya.
