Menjaga Hati, Menemukan Identitas Refleksi Teologi Biblis-Komparatif Amsal 4:23 dan Yoh 7:38 dan Implikasinya bagi Pergulatan Kaum Muda di Era Digital
DOI:
https://doi.org/10.35312/serifilsafat.v35i34.284Keywords:
Hati, Krisis identitas, Amsal, John, YouthAbstract
Fokus artikel ini adalah menafsirkan dan merefleksikan makna “hati” sebagaimana dipresentasikan dalam Amsal 4, 23 dan Injil Yohanes 7, 38 dalam konteks perjuangan identitas yang dihadapi kaum muda dewasa ini. Realitas krisis identitas di antara kaum muda di era digital merupakan kenyataan yang tak terelakkan. Mereka sering gagal dalam menguasai diri dan kehidupan batin mereka, yang berujung pada perilaku yang merugikan.Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan eksegese komparatif, dimana kedua teks biblis tersebut dikaji secara kritis dan dikaitkan dengan realitas sosial kontemporer yang dihadapi oleh kaum muda. Temuan utama dari kajian ini menunjukkan bahwa hati merupakan jantung kehidupan manusia, dari mana semua aktivitas manusia bersumber. Karena itu hati harus selalu dijaga dengan tekun dan diarahkan kepada Kristus. Hati yang diarahkan kepada Kristus akan menghasilkan banyak buah. Dalam konteks dewasa ini menjaga hati bagi kaum muda berarti mengembangkan disposisi batin untuk penguasaan diri. Dengan penguasaan diri kaum muda akan mampu merawat hati mereka di dalam Kristus, dan dengan demikian menemukan makna hidup, identitas sejati mereka, dan panggilan luhur hidupnya.
