Eksistensialisme di Era Algoritma: Jean-Paul Sartre, TikTok, dan Krisis Identitas Diri

Authors

  • Pius Pandor Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana

DOI:

https://doi.org/10.35312/serifilsafat.v35i34.297

Keywords:

Eksistensialisme, Jean-Paul Sartre, TikTok, Mauvaise foi, Algoritma, Identitas digital, Kebebasan, Krisis makna, Media sosial

Abstract

Artikel ini membahas fenomena eksistensi manusia dalam dunia digital kontemporer dengan menyoroti platform TikTok sebagai ruang performatif yang dibentuk oleh algoritma, viralitas, dan estetika kurasi diri dalam lensa pemikiran Jean-Paul Sartre. Tujuan utama artikel ini adalah untuk menganalisis bagaimana kebebasan, tanggung jawab, dan kontruksi makna sebagai tema sentral dalam eksistensialisme Jean-Paul Sartre ditantang oleh struktur teknologis TikTok. Melalui metode pendekatan kualitatif-filosofis, artikel ini mengeksplorasi bagaimana pengguna TikTok kerap mengalami kondisi mauvaise foi ‘ketidakjujuran terhadap diri sendiri’, ketika tindakan dan identitas digital lebih ditentukan oleh algoritma dan ekspektasi eksternal daripada pilihan sadar dan reflektif. Argumen utama yang diajukan adalah bahwa TikTok menciptakan bentuk baru dari krisis makna di mana kebebasan eksistensial terancam oleh siklus performa instan, pencitraan yang seragam, dan validasi algoritmik. Meski demikian, artikel ini juga menunjukkan bahwa TikTok bukanlah ruang yang sepenuhnya meniadakan eksistensi otentik sebaliknya ia menyimpan potensi sebagai medan pencarian makna jika digunakan dengan penuh kesadaran reflektif dan ditopang oleh nilai-nilai etis. Kebaruan yang ditawarkan artikel ini terletak pada penerapan langsung konsep-konsep kunci Sartrean—seperti kebebasan, tanggung jawab, mauvaise foi, dan kontruksi makna dalam melakukan analisis kritis terhadap dinamika media sosial, secara khusus TikTok.

Downloads

Published

2025-10-24

Issue

Section

Articles