Pancasila di Ruang Keseharian
Abstract
Konon tanggal 6 Juni 1901, saat Bung Karno lahir, Indonesia mendapat “pulung” (kilatan cahaya dari langit). Tradisi nenek moyang mengatakan bahwa jatuhnya “pulung” menandakan sebuah pesan datangnya peristiwa dahsyat di hari depan.
Salah satu peristiwa dahsyat itu terwujud ketika Bung Karno mencetuskan kristalisasi nilai-nilai luhur yang diderivasi dari tradisi tata hidup bersama bangsa sendiri. Kristalisasi itu disebutnya Pancasila.
Sejak di bangku SD, setiap orang Indonesia diajar menghapal ke- lima sila. Orang memang hapal Pancasila, tetapi kerap tidak mengerti nilai dan maknanya. Yang terlupakan: manusia Indonesia tidak pernah melakukan diskursus rasional kebalikannya, yang saya sebut “de- Pancasila-isasi”.
“De-Pancasila-isasi” merupakan fenomena-fenomena peristiwa dan kemunculan paham ideologis-agamis maupun non agamis yang berusaha merelativir dan menggeser Pancasila.
