Mindless Scrolling dalam Perspektif Filsafat Sartre sebagai Wujud Bad Faith
DOI:
https://doi.org/10.35312/serifilsafat.v35i34.266Keywords:
mindless scrolling, bad faith, eksistensialisme, kebebasan, media sosialAbstract
Fenomena mindless scrolling atau kebiasaan menggulir media sosial secara
pasif tanpa tujuan menjadi ciri khas kehidupan digital masa kini. Kebiasaan
ini bukan hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga mencerminkan
persoalan eksistensial yang lebih dalam. Artikel ini menganalisis mindless
scrolling sebagai bentuk bad faith dalam perspektif filsafat eksistensialis Jean-
Paul Sartre. Sartre memandang bad faith sebagai penipuan diri, yaitu tindakan
individu yang menyangkal kebebasannya dengan menyalahkan kekuatan
eksternal atau larut dalam peran sosial. Dalam konteks digital, mindless
scrolling dipahami sebagai mekanisme pelarian dari kecemasan eksistensial
dan tanggung jawab untuk hidup secara otentik. Meskipun teknologi berperan
dalam membentuk kebiasaan ini, Sartre menekankan bahwa manusia tetap
memiliki kebebasan untuk memilih dan bertindak. Dengan demikian,
kebiasaan ini tidak semata-mata disebabkan oleh desain algoritmik, tetapi juga
oleh kecenderungan manusia untuk menghindari refleksi diri. Kajian ini
menunjukkan bahwa untuk keluar dari bad faith digital, dibutuhkan kesadaran
akan kebebasan eksistensial dan keberanian untuk mengambil tanggung jawab
atas waktu dan perhatian. Refleksi filosofis ini diharapkan memperkaya
pendekatan terhadap literasi digital dan etika penggunaan teknologi




