Diri yang Terfragmentasi: Filsafat Paul Ricoeur dan Narasi Identitas Kaum Muda di Dunia Digital
DOI:
https://doi.org/10.35312/serifilsafat.v35i34.269Keywords:
Identitas Naratif, Kaum Muda, Media Digital, Fragmentasi Diri, Kesinambungan Naratif Diri.Abstract
Di era digital, kaum muda hidup dalam ruang interaksi sosial yang didominasi
oleh media digital. Identitas pribadi dibentuk dan dipertontonkan secara instan
melalui narasi-narasi singkat, visual, dan terfragmentasi. Kondisi ini
menimbulkan persoalan serius mengenai kontinuitas, otentisitas, dan kedalaman
identitas diri, yang kini cenderung ditentukan oleh algoritma dan ekspektasi
sosial, bukan oleh refleksi pribadi yang mendalam. Artikel ini bertujuan untuk
menelaah bagaimana konstruksi identitas kaum muda dalam dunia digital dapat
dipahami secara filosofis melalui kerangka identitas naratif dari Paul Ricoeur.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif reflektif dengan pendekatan
hermeneutika filosofis untuk menganalisis teks dan fenomena. Kerangka teorinya berpijak pada gagasan Ricoeur mengenai narasi sebagai medium pembentukan identitas melalui kesinambungan waktu dan tanggung jawab etis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media digital cenderung memecah kesinambungan (kontinuitas) naratif diri dan menciptakan identitas yang performatif, tetapi dalam waktu yang sama juga menyediakan ruang untuk rekonstruksi identitas yang lebih reflektif dan bertanggung jawab. Dengan demikian, filsafat Ricoeur menawarkan landasan penting untuk memahami sekaligus mengkritisi dinamika eksistensial kaum muda di tengah arus digitalisasi identitas.




