Hiperrealitas dan Krisis Identitas Remaja: Telaah Filosifis atas Dunia Digital Tinjuan dari Prespektif Jean Baudrillard
DOI:
https://doi.org/10.35312/serifilsafat.v35i34.272Keywords:
Teknologi, Heperrealitas, Indentitas, Dunia Digital, RemajaAbstract
Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam cara remaja membentuk identitas diri. Kehadiran media sosial dan budaya visual
menciptakan realitas baru yang tidak lagi merepresentasikan kenyataan, melainkan membentuk hiperrealitas suatu keadaan di mana simulasi menjadi lebih nyata daripada kenyataan itu sendiri. Penelitian ini berangkat dari
persoalan krisis identitas yang dialami remaja akibat dominasi citra dan
representasi digital. Berdasarkan pemikiran Jean Baudrillard, telaah ini
bertujuan mengungkap bagaimana konsep simulakrum dan hiperrealitas
menjelaskan dislokasi identitas remaja dalam dunia digital. Metode yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif-deskriptif dengan studi pustaka
sebagai teknik utama. Analisis dilakukan terhadap teks-teks utama Baudrillard
serta fenomena digital yang relevan dalam kehidupan remaja kontemporer,
seperti penggunaan media sosial, pencitraan diri, dan budaya viral. Studi ini
menawarkan sumbangsih pemikiran kritis terhadap pemahaman identitas
remaja, sekaligus memberikan refleksi filosofis bagi pendidikan dan kebijakan
budaya digital. Dengan memahami bagaimana hiperrealitas bekerja,
diharapkan tercipta kesadaran baru akan pentingnya literasi digital dan
pembentukan identitas yang lebih otentik serta kritis di tengah derasnya arus
informasi dan citra digital.




